Terpuruk di Liga 2, Mahesa Jenar Kehilangan Gengsi dan Jati Diri

Semarang – //DJALAPAKSINEWS//-Bayang-bayang kelam kembali menyelimuti PSIS Semarang. Dalam enam laga awal Pegadaian Liga 2 Championship 2025/2026, tim kebanggaan Kota Atlas itu harus menelan kenyataan pahit — lima kali kalah dan hanya sekali imbang.

Terbaru, Mahesa Jenar dipermalukan PSS Sleman dengan skor telak 0-5, hasil yang menampar keras wajah tim yang dulu disegani di kasta tertinggi sepak bola nasional.

Bagi publik Semarang, hasil ini bukan sekadar angka di papan klasemen. Ini adalah luka kolektif, tanda bahwa kejayaan PSIS kini tengah terkubur dalam-dalam.

Tim yang dulu bermain dengan semangat “Satu Hati, Satu Jiwa” kini tampil tanpa arah, kehilangan roh juang dan karakter kebanggaan yang selama ini melekat di dada para suporter Panser Biru dan Snex.

Sebagai tim degradasi dari Liga 1, PSIS semestinya menjadi raksasa yang beradaptasi cepat di kasta kedua. Namun yang terjadi justru sebaliknya — permainan tanpa pola, koordinasi rapuh, mental pemain mudah runtuh, dan pelatih seolah kehilangan kendali ruang ganti.

Setiap pertandingan terasa seperti perjalanan tanpa kompas, tanpa keyakinan, dan tanpa nyala motivasi yang seharusnya menjadi ciri khas Mahesa Jenar.

Manajemen PSIS pun kini berada di persimpangan krusial.

Evaluasi total bukan lagi pilihan — tapi keharusan.

Dari jajaran pelatih, strategi transfer, hingga kesiapan psikologis pemain, semua harus dibedah tanpa kompromi.

Jika tidak, PSIS bukan hanya akan gagal promosi, tetapi juga kehilangan kepercayaan publik yang selama ini setia mendukung dengan darah dan air mata.

Semarang menunggu kebangkitan.

Ribuan suporter menatap dengan getir dari tribun dan layar kaca, menunggu kapan Mahesa Jenar kembali berteriak lantang, bukan sekadar berjuang — tapi berperang dengan harga diri. //Imas//.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *