Bupati Sudewo Lolos dari Pemakzulan, PDI Perjuangan Sendiri di Garis Oposisi

Pati —DJALAPAKSINEWS//– Drama politik panas yang mengguncang Kabupaten Pati selama berbulan-bulan akhirnya mencapai babak penentu. Upaya pemakzulan terhadap Bupati Pati Sudewo resmi gagal total dalam Rapat Paripurna DPRD, Jumat (31/10).

Rapat yang berlangsung tegang sejak pagi itu menjadi panggung terakhir “penghakiman” politik atas kepemimpinan Sudewo. Dari total 49 anggota DPRD yang hadir, hasil voting menunjukkan mayoritas mutlak menolak pemakzulan:

36 anggota menyatakan tidak setuju dengan rekomendasi pemberhentian.

13 anggota menyatakan setuju pemakzulan dilakukan.

Menariknya, seluruh dukungan pemakzulan datang hanya dari Fraksi PDI Perjuangan yang berjumlah 13 anggota. Fraksi-fraksi lain—mulai dari Gerindra, Golkar, PKB, Demokrat, Nasdem, PKS, hingga PPP—kompak menutup pintu bagi opsi pelengseran.

Langkah DPRD Pati ini praktis menggugurkan seluruh rekomendasi Pansus Hak Angket yang sebelumnya menyoroti berbagai kebijakan dan dugaan penyimpangan di masa kepemimpinan Sudewo.

Ketua DPRD Pati Ali Badrudin dalam pernyataan resminya menegaskan bahwa forum paripurna hanya memberikan rekomendasi perbaikan kinerja, bukan pemberhentian.

“Rapat paripurna menyetujui untuk memberikan rekomendasi atau perbaikan kinerja Bupati Pati untuk berikutnya,” ujarnya dari kursi pimpinan sidang.

Keputusan ini menandai berakhirnya babak panjang pertarungan politik yang sempat diwarnai aksi demonstrasi, sidang pansus ricuh, hingga teror pembakaran rumah aktivis.

Bupati Sudewo kini dipastikan tetap bertahan di kursinya. Ia hanya menerima “kartu kuning” politik dari DPRD—teguran moral yang jauh lebih ringan dibanding ancaman pelengseran yang selama berminggu-minggu menggema di ruang publik.

Meski demikian, hasil paripurna ini juga menegaskan satu hal: PDI Perjuangan kini menjadi satu-satunya kekuatan oposisi murni di Pati, berdiri sendiri menghadapi koalisi besar yang merapat ke kubu Sudewo.

Drama politik Pati memang berakhir, namun jejaknya akan lama tertinggal—sebuah babak yang memperlihatkan betapa tajam sekaligus lenturnya peta kekuasaan lokal di tangan para elite daerah.// Bang_Ali//

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *